Lencana Facebook
Jumat, 14 Januari 2011
5 Hal Yang Harus Diwaspadai Saat Anak Nonton TV
Jumat, 14/01/2011 10:07 WIB
5 Hal Yang Harus Diwaspadai Saat Anak Nonton TV
Eny Kartikawati - wolipop
Jakarta - Sudah banyak penelitian yang menyebutkan dampak buruk televisi pada anak-anak. Sebagai orangtua, Anda dan pasangan pun harus mewaspadai lima hal ini, saat membiarkan anak menonton televisi.
Menurut American Academy of Pediatrics (Organisasi Dokter Anak di AS), anak-anak di bawah dua tahun tidak boleh menonton televisi. Namun tidak sedikit orangtua yang terkadang membiarkan balita-balita mereka ikut menonton acara televisi favorit.
Apapun pilihannya, sebagai orangtua Anda tetap harus mewaspadai dampak televisi terhadap anak. Saat membiarkan anak menonton televisi, ingatlah lima hal di bawah ini, seperti dilansir Fit Pregnancy:
1. Anak-anak jangan pernah dibiarkan menonton acara televisi yang menampilkan kekerasan. Meskipun acara tersebut kartun, tetap saja kalau ada kekerasan di dalamnya, segera matikan televisi atau jauhkan anak dari hal tersebut.
Membiarkan anak menonton televisi yang menampilkan acara untuk orang dewasa, sinetron misalnya, juga sebuah kesalahan. Acara orang dewasa yang kerap mempertontonkan kekerasan bisa menyebabkan anak bermimpi buruk, agresif dan kelelahan.
2. Sekarang ini cukup banyak acara televisi yang diklaim bisa membuat bayi atau balita cepat pintar. Namun kenyataannya, dengan lebih banyak menghabiskan waktu di depan televisi artinya semakin sedikit juga waktu untuk mereka beraktivitas. Padahal aktivitas di luar menonton televisi, seperti bermain bisa mengembangkan otak dan tubuhnya. Ketimbang menonton televisi, kenapa tidak ajak anak Anda untuk membaca, banyak bergerak atau berinteraksi dengan orang lain.
3. Penelitian menunjukkan dua jam waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi di masa kanak-kanak bisa menyebabkan sejumlah masalah seperti terlalu minta perhatian, sulit tidur dan kegemukan.
4. Kalau sampai terpaksa anak Anda menonton televisi, pilih acara yang tidak ada iklannya. Anak-anak adalah masa di mana mereka mudah dipengaruhi dan tak bisa membedakan mana yang iklan atau bukan.
5. Sekali lagi, jika anak terpaksa menonton televisi, selalu dampingi dia. Ajak ngobrol si kecil bila memungkinkan. (eny/eny)
Selasa, 31 Agustus 2010
Sopan Santun di Jalan
Baju kantor sudah terlipat dan masuk di tas, HP cek..ok, dompet...cek...ok, charger...cek...ok, semua ok! Mandiiiii....!!!!
07.15 WIB meluncurlah diriku dan si Supri...my Supra Fit, melewati jalur rutin: by pass A. Yani - Jalan Pramuka - Manggarai - Jalan Administrasi Negara- Aipda KS Tubun (Kantor).
Udara cerah dan mulai panas...gerah kalee...secara naek motor pake jaket kulit...setiap persimpangan traffic light gerombolan motor berkerumun paling depan dan suasana lalin mulai rame padat.
Sedang enak-enaknya konsentrasi berkendara......ehhh.....ada motor main slonong boy aja motong jalur....hhhhh panas juga hati.....alhamdulillah ini puasa so sabarrrrr...saaabbbhhhaaaarrrrr....astagfirullah. Si slonong boy ini udah gak pake helm cara berkendara juga ugal-ugalan. Kadang-kadang dalam benak saya: "Apa orang kaya gini layak menyandang lisensi mengemudi??? Kalo sampe punya gimana proses ndapetinnya...etc...etc...ahh tanya kenapaaaa????"
Memang sih selama berkendara roda 2 selalu melihat brother-sister yang naek motor kadang menganggap enteng rambu-rambu lalu-lintas. Di traffic light; lampu merah sikat-hajar terus, jalan satu arah tetep aja nyelonong lawan arah, pintu kereta dah ditutup .....sikat bleh...., ada jalur lambat khusus untuk kendaraan roda 2.....tetep aja bablas angine di jalur cepat...
Bukannya saya sok tertib, kalo mencoba patuh sebenarnya untuk melindungi dan kepentingan pengendara itu sendiri. Kadang kita lupa selalu mendahulukan dan menuntut hak kita, kita lupa bahwa ada hak orang lain juga di tempat itu apalagi kalo itu domain publik. Dalam berkendara juga jangan melupakan sopan santun, kalo jatah roda 2 di kiri jalan yaaa di kiri laah khan itu haknya kendaraan lain di sebelah kanan, kalo lampu merah yaa brenti laahh...khan haknya yang lampu ijo untuk lewat....Jadi kalo mau mendapatkan hak diri sendiri berpikir dulu apakah saya memakan hak orang lain kalo melakukan anu??? minimal dengan cara berpikir seperti itu kita dapat menjaga diri untuk tidak berbuat melampaui batas.
Insya Alloh kalo mau bersopan santun di jalan tingkat kemacetan sedikit berkurang karena sama-sama menghormati hak-haknya di jalan.
wis......tekan kantor...........ayo nyambut gaweeeeee....
Kamis, 22 April 2010
Suatu hari di bulan April 2010
hari ini error banget gara-gara menikmati tepar seharian karena flu berta...eh....beraatzz
Minggu, 14 Juni 2009
Bingun......BINGUNNN........
- TV Isi gosip mulu.......
- Mo lihat acara olah raga.....nggak mood...
ngapain neeehhhhhh??????????????????????????
Rabu, 01 April 2009
Upload Gambar di SHARE A PIC
Upload terussssssssssss.....................
Jumat, 13 Maret 2009
Be 4 Man
Sore menjelang maghrib meluncurlah saya sekeluarga pergi menuju ke retail terbesar di Bintaro yaitu Carefour. Seperti biasa hari ini adalah hari rutin belanja bulanan terhadap kebutuhan sehari-hari. Belanja untuk keperluan rumah tangga dalam sebulan, seperti: sabun, deterjen, minyak, bumbu, susu dan lain sebaginya. Juga barang lain yang "tidak diperlukan" yang kadang-kadang (padahal sih sering he…he…he….) ikut terbeli.
Kegiatan ini merupakan kejadian rutin yang biasa dilakukan kami tiap-tiap bulannya. Meskipun suatu rutinitas tetapi bagi anak-anakku pergi ke mall maupun ke hyper market suatu hiburan tersendiri. Apakah memang ini merupakan gejala/tren bagi semua keluarga di ibukota di mana suatu mall atau hyper market menjadi tujuan hiburan untuk melepaskan kejenuhan atas rutinitas sehari-hari. Secara pribadi saya melihat kecenderungan ini dan condong kepada pendapat setuju karena bagi saya hiburan murah meriah yah jalan-jalan ke mall / hyper market, gak beli juga gak apa-apa cukup window shopping aja he…he…he…
…..eh…..koq…ngelantur, kembali masalah belanja bulanan tadi karena saya tertarik dengan promo kapal api, secara emang saya demen berat ama kopi, saya berminat dan membeli 2 bungkus besar yang masing-masing berisikan 10 sachet. Sebenarnya sih saya ngincer mugnya, ini juga hobi saya ngumpulin mug yang dikeluarkan suatu perusahaan makanan/minuman…kalo dah dapet rasanya giman gitu…..Kata mBaknya yang jaga counter;"Pak nanti hadiahnya bisa diambil di bagian informasi yaa…" dengan senyum sumringah karena jualannya laku. Sambil mengangguk pertanda persetujuan dan meletakan bungkusan kopi ke dalam kereta belanjaan saya pun berlalu. "Hmmm……jadi nanti ditukerin di bagian informasi……….."; batin saya.
Setelah upacara antri di depan kasir dan berjuang dengan kerewelan anak-anak saya yang bolak-balik comot barang-barang di deket kasir. Gimana anak-anak gak tertarik barang-barang yang deket kasir rata-rata permen, coklat dan sebangsanyalah yang pasti membuat anak tertarik. Akhirnya kelar juga nih urusan bayar-membayar dan tiba saatnya mengambil mug yang sudah saya incer dari tadi.
Di counter Informasi tampak sedikit adanya antrian. Pengantri pada umumnya mengajukan klaim atas hadiah yang dijanjikan dari produk-produk tertentu. Hadiahnya beraneka macam ada piring, mangkok, gelas, softener, mie instan juga termasuk mug saya he…he…he…… sambil menunggu di pikiran saya waktu itu ngapain yah sambil nunggu antrian, secara sengaja saya memperhatikan petugas yang melayani customer yang mengajukan klaim hadiah/barang dalam hati saya;"Hmmmm……..petugas yang "menarik",
Saya katakan petugas yang menarik karena ada yang something wrong menurut penilaian saya (emang sih penilaian saya bisa dikatakan terlalu subyektif). Kalau boleh saya gambarkan petugas ituadalah seorang pria dengan tinggi + 165cm dengan perawakan cenderung kurus, kulit bersih (untuk ukuran cowok), pakaian super rapi. Eits……masih ada lagi nih…yang membuat saya memperhatikan tingkah petugas tersebut. Petugas tersebut tampak pada bagian matanya menggunakan make up kalo orang jawa sih bilang pake celak (garis hitam di sekeliling bulu mata? Saya juga kagak ngartilah yang gituan) kemudian di bagian leher pake taburan benda-benda kecil, itu lho yang kaya dipake artis-artis kalo manggung nanti kalo kena sinar lampu jadi berkelip-kelip woooiii….bintang kale berkelip-kelip…hah…..ha……ha….Tutur bahasanya juga agak sedikit "kemayu". Hmmm…saya jadi berpikir yang iya..iya…nih….
Apakah saya su'udzon? Waduh maaf yak mBak…eh…Mas bukannya bermaksud ngerasani. Tapi di sisi lain dedikasi dalam melakukan pekerjaannya yang harus meneliti item dalam struk pembelian, yang biasanya struk pembelian panjanngya bisa-bisa hampir satu meteran….nggak tahu pada beli apaan kalo struknya sepanjang itu (dogol:mode on), dalam waktu singkat dibandingkan rekan kerja wanitanya tampak dia lebih teliti dan cermat. Ada juga sih pelayanan yang memuaskan menurut saya, jangan ngeres dulu yak pikirannya, pas waktu pengambilan hadiah mug ditangani oleh rekan kerja wanitanya si mas itu tadi, saya dikasih mug yang sisi bawahnya ada cuilan seperti bekas kena benturan. Otomatis saya minta ganti yang utuh dan cakepan, mbaknya malah bilang kelihatannya sudah gak ada barang lagi. Karena saya berargu sama mbaknya, si mas itu tadi bereaksi dan dengan sigap menghubungi penjaga counter kopi yang saya beliu dengan maksud menanyakan apakah masih ada stok mug lagi dan ternyata m asih ada.
Salut bagi masnya yang punya service ciamik bagi customer. Jadi dibalik penampilannya yang nDang nDhut si mas itu tadi adalah real gentle as a customer service. Pesan moralnya adalah :"Don't Judge a Book by It's Cover".
Senin, 09 Maret 2009
The Important of Play
(Stages of Play)
Why the big fuss about playing? Play benefits the child in ways that might be a tad difficult for adults to imagine.
1. Play brings pure and utter joy.
2. Play fosters socio-emotional learning.
3. Play hones physical and motor development.
Play often involves the use of the senses, the body, and the extremities. When children play, they exercise their bodies for physical strength, fluidity of movement, balance and coordination.
Perceptual-motor ability, or the capacity to coordinate what you perceive with how you move, is an essential skill that preschoolers need to develop. A three-year-old who is engrossed in digging, scooping, and pouring sand into a container must match his or her perception of the space in front of him or her with actual hand movements, so that he or she can successfully fulfill the motor activity.
4. Play facilitates cognitive learning.
For young children, symbols do not naturally mean anything because they are just arbitrary representations of actual objects. The role of play is for the child to understand better cognitive concepts in ways that are enjoyable, real, concrete, and meaningful to them. For instance, through play, a child is able to comprehend that the equation 3 + 2 = 5 means ‘putting together’ his toy cars by lining them up in his makeshift parking lot. When he combines 2 triangles to make a square during block play, or writes down his score is a bowling game, the child is displaying what he knows about shapes and numbers.
Through play, the child is constructing his or her worldview by constantly working and reworking his understanding of concepts.
5. Play enhances language development.
When these tots are playing with toys, adults model to them how language is used to label objects or describe an event. At play, preschoolers use language to interact, communicate ideas, and likewise learn from dialogues with more mature members of society.
6. Play encourages creativity.
7. Play provides bonding opportunities.
Play is an important factor in child development. It provides for interaction, experimentation, and moral development. Here are some ways by which parents can encourage and support their children’s playtime.
- Let your child be the player-leader. Let children initiate their activity, set their own theme, choose the parameters where the play will take place. Play becomes a venue for children to express their feelings and be in control.
- Help them help themselves. When your 5-year-old asks for help, say, figuring out how to piece a puzzle together, stop yourself from coming to her rescue and first ask your child questions that allow him or her to help himself or herself. Say, “Where do you think this piece should go?” Afterward, commend his or her success.
- Have a play plan. If you seem to have little time for playing with your child, consider using self-care chores to have fun with him or her. Also, get support from other people in your household, like older siblings, household help, or the child’s grandparents, so that they understand why play is important and how they should continue to encourage it.